Manusia dan Kebudayaan
Celana
Kolor Bermotif Batik
Diminati
Warga Perancis
SEJUMLAH negara di dunia kini tengah gandrung
dengan produk Indonesia yang bernama batik. Perancis menjadi salah satu
negara tujuan ekspor batik walaupun masih kalah dibandingkan negara lain,
seperti Amerika Serikat, Belgia, Jerman, dan Inggris.
Apakah benar batik Indonesia digemari masyarakat
yang tinggal di negara mode? Corak batik apa yang diminati? Berikut laporan Dini
Kusmana Massabuau—penulis Citizen Journalism Tribun Kaltim—dari
Perancis buat pembaca Tribun Kaltim.
MENGENAKAN pakaian batik di negara yang memiliki empat musim, memang serba repot. Ada beberapa kendala ketika harus memakai baju batik. Bahan dasar pakaian batik yang berasal dari kain katun atau sutra, rasanya tak mudah dipakai selain di musim panas.
MENGENAKAN pakaian batik di negara yang memiliki empat musim, memang serba repot. Ada beberapa kendala ketika harus memakai baju batik. Bahan dasar pakaian batik yang berasal dari kain katun atau sutra, rasanya tak mudah dipakai selain di musim panas.
Memang benar dari awal bulan Juni hingga akhir
musim panas, pakaian batik banyak kita temukan di tempat-tempat turis, apalagi
daerah pantai. Baju yang bercorak dan bermodel ceria ini menjadi sasaran empuk
bagi para pelancong. Bila musim panas tiba, sebagian besar warga Perancis ingin
tampil ceria. Ini menandakan kegembiraan mereka akan panasnya mentari yang
membakar tubuh mereka nan pucat.
Namun bila musim dingin datang, pakaian batik
sepertinya lenyap dari peredaran. Sebenarnya orang Perancis, bukan tipe manusia
yang mau menggunakan pakaian bercorak. Mereka lebih menyukai warna-warni klasik
dan gelap. Rasanya, Perancis tidak cocok dengan sebutan atau mendapat julukan
sebagai negara pusat mode. Tapi begitulah adanya.
Di kota saya, Montpellier, ada sepasang suami
istri yang menjual kerajinan (suvenir) Indonesia, tepatnya di Pantai Palavas.
Sejak beberapa tahun lalu, Agus, sang suami berdarah Yogyakarta, sudah lama
membuka toko bersama istrinya. Sang istri bernama Nathalie, berasal dari
Perancis.
Bicara tentang pakaian batik, mereka mengakui
bahwa produk dari Indonesia itu hanya bisa dijual ketika memasuki musim semi
hingga datangnya musim gugur. Namun, untuk produk batik berupa dekorasi rumah
atau hiasan kecil (suvenir) boleh dibilang tidak mengenal waktu. Karena alasan
itulah, mereka tidak hanya menjual pakaian batik tapi juga produk lainnya
berupa kerajinan khas Yogyakarta.
Pakaian batik yang dijual rata-rata model
simpel. Seperti pakaian tanpa lengan untuk wanita, kain batik yang biasa
dililitkan sebagai penutup tubuh buat berjalan-jalan di pinggir pantai. Dan
paling tren sekarang ini adalah celana panjang dan pendek (kolor) bermotif
batik.
Penggemarnya mulai anak-anak hingga dewasa baik
pria maupun wanita. Kemeja batik pria
dengan corak senada dan berwarna tak terlalu mencolok, juga sering
menjadi sasaran warga Perancis. Sebagian besar pakaian batik yang laris manis
adalah pakaian yang bisa dipakai untuk bermain-main di tepi pantai atau buat nyantai.
***
BERAPA harganya? Harga yang di tawarkan bervariasi. Mulai dari 10 euro hingga 45 euro per potong. Harga ini tidak terlalu mahal bagi pelancong yang menggunakannya hanya dalam satu musim. Sedangkan pakaian batik dengan model sedikit bervariasi atau rancangan tertentu, masih sulit dipakai masyarakat Perancis.
***
BERAPA harganya? Harga yang di tawarkan bervariasi. Mulai dari 10 euro hingga 45 euro per potong. Harga ini tidak terlalu mahal bagi pelancong yang menggunakannya hanya dalam satu musim. Sedangkan pakaian batik dengan model sedikit bervariasi atau rancangan tertentu, masih sulit dipakai masyarakat Perancis.
Hal ini saya ketahui setelah ngobrol
dengan Daphne Barbedette, satu-satunya orang Perancis yang memiliki butik
khusus menjual pakaian batik kreasi perancang Indonesia, seperti Carmanita dan
Dewi Adby, di Paris. Menurut pemilik butik Wayang Lali ini, pakaian batik
kreasi masih sulit dikonsumsi orang Perancis.
Apa penyebabnya? Selain di Perancis tidak ada
budaya memakai pakaian batik untuk acara tertentu seperti di Indonesia, juga
dikarenakan batik merupakan pakaian yang bermotif khusus. Akibatnya, masih
banyak warga Perancis yang belum berani memakainya. Beda jika kain bermotif
batik itu hanya berupa syal kecil. Rasanya lebih memungkinkan untuk dikonsumsi
dan lebih mudah dipadukan dengan pakaian lainnya.
Lantaran beberapa faktor itulah, wanita yang
bersuamikan pria Indonesia itu mengutarakan niatnya akan menutup butiknya dalam
beberapa bulan mendatang. Padahal, usaha yang telah dirintisnya itu telah
berdiri sejak tahun 2005. Sayang sekali.... Padahal di Perancis hanya dialah
satu-satunya wanita yang berani membuka butik pakaian batik Indonesia.
Bangsa kita sendiri saja tidak ada yang berani.
Hal itu saya ketahui lewat konsulat dan Kedutaan Indonesia. Menurut mereka,
kebanyakan orang Indonesia yang berdagang di Perancis lebih suka menjual
kerajinan Indonesia. Sedangkan toko yang khusus menjual pakaian batik, hampir
tidak ada.
Berbeda dengan batik sebagai dekorasi rumah.
Produk ini boleh dibilang mudah ditemui di toko-toko dekorasi dan tentunya tak
mengenal musim. Kerajinan batik seperti inilah yang lebih banyak diimpor negara
Perancis dari Indonesia. Dan ternyata kualitas dan corak batik Indonesia masuk
dalam katagori terbaik di atas Malaysia.
Akibatnya, corak khas batik Indonesia
takut dicontek oleh negara lain karena banyak yang belum memiliki hak paten.
Untungnya bangsa Indonesia di Perancis masih setia dengan pakaian batik. Banyak
para suami atau wanita Perancis yang menggunakan pakaian batik setiap
menghadiri acara berbau ke-Indonesiaan. Mereka dengan bangga dan tanpa merasa
sungkan. Saya hormat dan salut dengan sikap mereka yang mau menghargai karya
bangsa Indonesia.
Dalam pikiran saya, andai saja mereka mengenal
batik dan bagaimana proses pembuatannya, tentu saja banyak yang jatuh cinta
dengan batik. Misalnya keluarga suami atau teman-teman saya, mereka selalu
gembira dan bangga bila kami berikan oleh-oleh kain batik.
Biasanya, untuk memakainya mereka selalu
menanyakan terlebih dahulu kapan pakaian batik ini harus dikenakan dan
pada acara apa? Terakhir kali sahabat saya Charlotte datang untuk jamuan makan
di kediaman kami. Ia terlihat semakin anggun saat mengenakan blouse
dan selendang batik oleh-oleh dari saya. Kalau tidak percaya, lihat betapa
manis dan cantiknya wanita itu saat mengenakan pakaian batik Indonesia….
Memang bila sudah mengenal, pasti ada rasa sayang dan rasa memiliki.
MACAM-MACAM BATIK
Batik tak hanya milik Pulau Jawa
Selama ini batik dikenal masyarakat luas dari Pulau Jawa. Pada
kenyataannya batik bisa kita temukan di sepanjang Pulau Sumatra sampai dengan
Papua. Setiap wilayah mempunyai ciri khas dan keunikan motif masing-masing.Seperti
halnya di daerah Kalimantan, Bengkulu, Bali, Sulawesi, Papua, juga Madura yang
selama ini tidak pernah kita dengar cerita tentang kain tradisionalnya.
Ternyata semua daerah ini memiliki batik dengan keunikan motif dan sentuhan
pelukisan sendiri. Maka, dalam pameran batik dalam rangka menyambut Hari Sumpah
Pemuda dengan tema ‘Reborn Indonesiaku!’ di Kampus Universitas Atmajaya
Jakarta, 25-27 Oktober 2008, dipamerkan motif batik yang tidak hanya dari Jawa.
Konsep pameran tersebut, panitia ingin mengajak masyarakat mengenal kain
tradisional dalam negeri yang sempat diklaim Malaysia sebagai warisan
negerinya.
“Kita itu seringnya dipaksa melestarikan batik tanpa tahu apa-apa. Batik
itu ternyata milik se-nusantara, tapi kok diklaimnya duluan ama Malaysia,” ujar
Ningsih, penanggung jawab pameran batik. Tiap-tiap motif dan warna batik
memiliki filosofinya sendiri.
Macam-macam Batik :
1.
Batik Jawa Tengah
1.
Batik Pekalongan
2.
Batik Semarang
3.
Batik Solo
4.
Batik Yogyakarta
Batik Solo
Laweyen adalah salah satu sentral Batik di Solo. Kampung ini Tentunya
ada banyak sekali sejarah yang tertinggal di kapung ini dan menjadi icon Batik
Solo.
Dari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitanya abad 17,18 dan 19,
batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik
hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian.
Namun perkembangan selanjutnya, pleh masyarakat batik dikembangkan menjadi
komoditi perdagangan.
Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam
proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk
pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa
yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal
dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”
Batik merupakan hasil karya seni tradisional yang banyak ditekuni
masyarakat Laweyan. Sejak abad ke-19 kampung ini sudah dikenal sebagai kampung
batik. Itulah sebabnya kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung juragan
batik yang mencapai kejayaannya di era tahun 70-an. Menurut Alpha yang juga
pengelola Batik Mahkota,
Di kawasan Laweyan ada Kampung Laweyan, Tegalsari, Tegalayu, Batikan,
dan Jongke, yang penduduknya banyak yang menjadi produsen dan pedagang batik,
sejak dulu sampai sekarang. Di sinilah tempat berdirinya Syarekat Dagang Islam,
asosiasi dagang pertama yang didirikan oleh para produsen dan pedagang batik
pribumi, pada tahun 1912.
Bekas kejayaan para saudagar batik pribumi tempo doeloe yang biasa
disebut ‘Gal Gendhu’ ini bisa dilihat dari peninggalan rumah mewahnya. Di
kawasan ini, mereka memang menunjukkan kejayaannya dengan berlomba membangun
rumah besar yang mewah dengan arsitektur cantik.
Kawasan Laweyan dilewati Jalan Dr Rajiman, yang berada di poros Keraton Kasunanan Surakarta – bekas Keraton Mataram di Kartasura. Dari Jalan Dr Rajiman ini, banyak terlihat tembok tinggi yang menutupi rumah-rumah besar, dengan pintu gerbang besar dari kayu yang disebut regol. Sepintas tak terlalu menarik, bahkan banyak yang kusam. Tapi begitu regol dibuka, barulah tampak bangunan rumah besar dengan arsitektur yang indah. Biasanya terdiri dari bangunan utama di tengah, bangunan sayap di kanan-kirinya, dan bangunan pendukung di belakangnya, serta halaman depan yang luas.
Kawasan Laweyan dilewati Jalan Dr Rajiman, yang berada di poros Keraton Kasunanan Surakarta – bekas Keraton Mataram di Kartasura. Dari Jalan Dr Rajiman ini, banyak terlihat tembok tinggi yang menutupi rumah-rumah besar, dengan pintu gerbang besar dari kayu yang disebut regol. Sepintas tak terlalu menarik, bahkan banyak yang kusam. Tapi begitu regol dibuka, barulah tampak bangunan rumah besar dengan arsitektur yang indah. Biasanya terdiri dari bangunan utama di tengah, bangunan sayap di kanan-kirinya, dan bangunan pendukung di belakangnya, serta halaman depan yang luas.
Dengan bentuk arsitektur, kemewahan material, dan keindahan ornamennya,
seolah para raja batik zaman dulu mau menunjukkan kemampuannya untuk membangun
istananya, meski dalam skala yang mini. Salah satu contoh yang bisa dilihat
adalah rumah besar bekas saudagar batik yang terletak di pinggir Jalan Dr
Rajiman, yang dirawat dan dijadikan homestay Roemahkoe yang dilengkapi restoran
Lestari.
Tentu saja tak semuanya bisa membangun “istana” yang luas, karena di
kanan-kirinya adalah lahan tetangga yang juga membangun “istana”-nya
sendiri-sendiri. Alhasil, kawasan ini dipenuhi dengan berbagai istana mini,
yang hanya dipisahkan oleh tembok tinggi dan gang-gang sempit. Semangat
berlomba membangun rumah mewah ini tampaknya mengabaikan pentingnya ruang
publik. Jalan-jalan kampung menjadi sangat sempit. Terbentuklah banyak gang
dengan lorong sempit yang hanya cukup dilewati satu orang atau sepeda motor.
Tapi di sinilah uniknya. Menelusuri lorong-lorong sempit di antara
tembok tinggi rumah-rumah kuno ini sangat mengasyikkan. Kita seolah berjalan di
antara monumen sejarah kejayaan pedagang batik tempo doeloe. Pola lorong-lorong
sempit yang diapit tembok rumah gedongan yang tinggi semacam ini juga terdapat
di kawasan Kauman, Kemlayan, dan Pasar Kliwon. Karena mengasyikkan, menelusuri
lorong-lorong sejarah kejayaan Laweyan yang eksotis ini bisa menghabiskan
waktu. Apalagi jika Anda melongok ke dalam, melihat isi dan keindahan ornamen
semua “istana” di kawasan ini.
Tapi sayangnya satu per satu bangunan kuno yang berarsitektur cantik,
hancur digempur zaman, digantikan ruko atau bangunan komersial baru yang
arsitekturnya sama sekali tidak jelas. Pemerintah daerah setempat tak bertindak
apa pun menghadapi kerusakan artefak sejarah ini. Bahkan bekas rumah Ketua
Sarekat Dagang Islam H. Samanhoedi, yang seharusnya dilindungi sebagai saksi
sejarah, sudah tidak utuh lagi, bagian depannya digempur habis. Bekas istana
Mataram di Kartasura juga dibiarkan hancur berantakan.
Pasar Klewer merupakan salah satu ikon kota solo. Pasar ini setiap
harinya sangat ramai di kunjungi oleh para pembeli yang datang dari berbagai
kota. Pasar klewer juga termasuk tempat yang bersejarah dan memilki seni yang
tinggi. disini dapat kita temui berbagai macam produksi konveksi yang ada di
wilayah solo dan sekitarnya. di sini juga banyak di jual batik dari produk dari
solo sendiri maupun daerah lain. Pasar klewer memang tidak bisa di
pisahkan dari kerajinan batik solo
Batik Yogyakarta
Asal-usul pembatikan didaerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan
Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati. Daerah pembatikan pertama
ialah didesa Plered. Pembatikan pada masa itu terbatas dalam lingkungan
keluarga kraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu. Dari sini
pembatikan meluas pada trap pertama pada keluarga kraton lainnya yaitu istri
dari abdi dalem dan tentara-tentara. Pada upacara resmi kerajaan keluarga
kraton baik pria maupun wanita memakai pakaian dengan kombonasi batik dan
lurik. Oleh karena kerajaan ini mendapat kunjungan dari rakyat dan rakyat
tertarik pada pakaian-pakaian yang dipakai oleh keluarga kraton dan ditiru oleh
rakyat dan akhirnya meluaslah pembatikan keluar dari tembok kraton.
Akibat dari peperangan waktu zaman dahulu baik antara keluarga raja-raja
maupun antara penjajahan Belanda dahulu, maka banyak keluarga-keluarga raja
yang mengungsi dan menetap didaerah-daerah baru antara lain ke Banyumas,
Pekalongan, dan kedaerah Timur Ponorogo, Tulungagung dan sebagainy a. Meluasny
a daerah pembatikan ini sampai kedaerah-daerah itu menurut perkembangan sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dimulai abad ke-18. Keluarga-keluarga kraton yang
mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan seluruh pelosok pulau Jawa yang
ada sekarang dan berkembang menurut alam dan daerah baru itu.
Perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda, mendesak sang pangeran dan
keluarganya serta para pengikutnya harus meninggalkan daerah kerajaan. Mereka
kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah-daerah baru itu
para keluarga dan pengikut pangeran Diponegoro mengembangkan batik.
Ke Timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah
ada di Mojokerto serta Tulung Agung. Selain itu juga menyebar ke Gresik,
Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkem-bang di Banyumas,
Pekalongan, Tegal, Cirebon.
1.
Batik Jawa Barat
1.
Batik Bogor
2.
Batik Ciamis
3.
Batik Tasikmalaya
4.
Batik Garut
5.
Batik Cirebon
6.
Batik Indramayu
Batik Ciamis
Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-XIX setelah selesainya peperangan
Diponegoro, dimana pengikut-pengikut Diponegoro banyak yang meninggalkan
Yogyakarta, menuju ke selatan. Sebagian ada yang menetap didaerah Banyumas dan
sebagian ada yang meneruskan perjalanan ke selatan dan menetap di Ciamis dan
Tasikmalaya sekarang. Mereka ini merantau dengan keluargany a dan ditempat baru
menetap menjadi penduduk dan melanjutkan tata cara hidup dan pekerjaannya.
Sebagian dari mereka ada yang ahli dalam pembatikan sebagai pekerjaan kerajinan
rumah tangga bagi kaum wanita. Lama kelamaan pekerjaan ini bisa berkembang pada
penduduk sekitarnya akibat adanya pergaulan sehari-hari atau hubungan keluarga.
Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya
dibuat dari pohon seperti : mengkudu, pohon tom, dan sebagainya.
Motif batik hasil Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan
pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan. Sampai awal-awal abad
ke-XX pembatikan di Ciamis berkembang sedikit demi sedikit, dari kebutuhan
sendiri menjadi produksi pasaran. Sedang di daerah Cirebon batik ada kaintannya
dengan kerajaan yang ada di aerah ini, yaitu Kanoman, Kasepuahn dan Keprabonan.
Sumber utama batik Cirebon, kasusnya sama seperti yang di Yogyakarta dan Solo.
Batik muncul lingkungan kraton, dan dibawa keluar oleh abdi dalem yang
bertempat tinggal di luar kraton. Raja-raja jaman dulu senang dengan
lukisan-lukisan dan sebelum dikenal benang katun, lukisan itu ditempatkan pada
daun lontar. Hal itu terjadi sekitar abad ke-XIII. Ini ada kaitannya dengan corak-corak
batik di atas tenunan. Ciri khas batik Cirebonan sebagaian besar bermotifkan
gambar yang lambang hutan dan margasatwa. Sedangkan adanya motif laut karena
dipengaruhioleh alam pemikiran Cina, dimana kesultanan Cirebon dahulu pernah
menyunting putri Cina. Sementra batik Cirebonan yang bergambar garuda karena
dipengaruhi oleh motif batik Yogya dan Solo.
Batik Cirebon
Secara umum, batik Cirebon termasuk kedalam kelompok batik
pesisiran. Tetapi juga bisa termasuk “Kraton” (Istana) kelompok batik,
karena Cirebon memiliki dua istana, Istana Kasepuhan dan Kanoman
Palace. Berdasarkan sejarah kedua istana, sejumlah desain batik Cirebonan
Klasik yang dilakukan oleh beberapa desa Trusmi sampai hari ini (motif seperti
Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung,
Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat penganten, Katewono, Gunung
Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, dll).
Karakteristik yang dimiliki oleh batik Cirebon biasanya termasuk motif
wadasan (batu), ada unsur dekorasi, bentuk awan di bagian disesuaikan dengan
motif utama, warna lebih muda di latar belakang dibandingkan dengan warna garis
pada motif utama dan biasanya muncul bersih daripada noda-noda hitam atau
warna yang tidak digunakan dalam proses manufaktur, yang disebabkan oleh
penggunaan lilin batik-line rusak. Warna dominan adalah biasanya kuning
(Sogan scrub), warna dasar, hitam dan krim, atau gelap merah, biru tua, kain
hitam dengan warna dasar krem atau putih gading. Beberapa kain latar
belakang cenderung dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ornament.
Batik Indramayu
Batik Indramayu termasuk dalam jenis Batik Pesisir jika dilihat dari
jenis pola-pola yang ada, mayoritas motif batik yang digunakan di Indramayu
hadir dalam kegiatan penangkapan ikan di laut. Motif batik di Indramayu banyak
mendapat pengaruh besar dari gambar atau motif kaligrafi dari Arab, Cina atau
daerah Jawa Tengah / Jawa Timur.
Karakteristik menonjol dari Batik Indramayu adalah ranggam dinyatakan
flora dan fauna bahkan, dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip
(riritan), latar belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang
dibuat dengan teknik cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen (sawut) yang
pendek dan kaku. Motif Etong, misalnya, menggambarkan berbagai satwa laut yang
dibawa pulang oleh setelah ikan laut seperti ikan, udang, cumi, ubur-ubur dan
kepiting. Motif Kapal Terdampar menyiratkan bahwa kapal nelayan berada pada
batu yang sedang terdampar. Motif Ganggeng, sesuai dengan nama yang menjelaskan
jenis rumput laut yang ditemukan di Pantai Utara Jawa.
Sedangkan motif Kembang Gunda adalah tanaman yang tinggal di pesisir
pantai dan bisa menjadi lauk pecel. Selain menjelaskan kegiatan di pesisir,
batik motif khas Indramayu juga menggambarkan bahwa ada kegiatan sehari-hari seperti
Motif Swastika, Motif Merak Ngibing, Motif Kereta Kencana, dan Motif Rombeng
Jati. Motif Swastika diilhami oleh masa penjajahan Jepang, menggambarkan simbol
kekerasan yang terjadi selama penjajahan Jepang. Merak Ngibing diilhami oleh
motif yang indah burung merak. Sementara motif Kereta Kencana merupakan
gambaran Raja Wilarodra yang sedang berada di kandang kuda kerajaan.
3. Batik Jawa Timur
a. Batik Tulung Agung
b. Batik Tuban
c. Batik Madura
Batik Tulung Agung
Batik Tuban
Keberadaan profesi pengrajin batik tulis tradisional sekarang ini
hampir-hampir merupakan pekerjaan yang telah banyak ditinggalkan oleh banyak
orang, karena ketrampilan yang dibutuhkan dianggap tidak sebanding dengan
pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sebagai pengrajin batik tulis,
sehingga hanya dari tangan-tangan terampil para pengrajinlah kita dapat
menikmati suatu karya budaya yang bernilai seni tinggi.
Batik tulis tradisional Tuban adalah suatu karya budaya yang
keberadaannya sampai sekarang masih diterima oleh masyarakat.sebab disamping
nilai estetik yang ditampilkannya cukup tinggi, juga kandungan nilai budaya
dalam karya ini tampak jelas, sehingga batik tulis tradisional Tuban ini
merupakan suatu produk yang memiliki kekhasan tersendiri.
Mengingat semakin menipisnya kemauan anggota masyarakat menekuni profesi
ini karena dianggap tidak komersil, maka potensi dan keberadaan produk
tradisonal ini perlu dilestarikan bahkan perlu dikembangkan.
Sejarah Batik Tulis Tradisonal Tuban
Tuban sebagai salah satu wilayah di bagian Timur dari pulau jawa, memiliki
satu corak kebudayaan yang unik, mengapa? Karena dalam sejarah wilayah ini
telah masuk 3 tata nilai kebudayaan yang saling mempengaruhi, dan sampai
sekarang kebudayaan ini masih tetap eksis dan sama-sama berkembang, tanpa
membuat salah satu kebudayaan ini tersingkir. Ketiga kebudayaan tersebut adalah
1. Jawa, yang meresap saat wilayah ini dalam kekuasaan jaman Majapahit
(abad XII-XIV)
2. Islam, karena diwilayah ini hidup seorang ulama yang ternama yaitu
Sunan Bonang (1465- 1525 M)
3. Tiongkok(cina), karena di Tubanlah para sisa lascar tentara kubalai
khan melarikan diri dari kekalahannya pada saat menyerang Jawa di awal abad
XII, hingga kini masyarakat keturunan ini banyak bermukim di Tuban.
Proses interaksi ketiga kebudayaan ini berlangsung sekian lamanya hingga
sekarang dan sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat Tuban sampai kini.Motif
Batik Tulis Tradisional Tuban, apabila di cermati, terlihat betapa motif-motif
tersebut sangat dipengaruhi nilai-nilai budaya jawa, islam, dan tiongkok.
Gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban jelas terlihat pengaruh dari
budaya tiongkok, karena gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut
Nampak adalah burung”Hong”yang jelas tidak terdapat di wilayah Tuban.
Sedang pada motif bunga jelas terlihat adalah motif-motif tradisional
yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah pulau Jawa. Sedangkan pengaruh
islam pada motif batik tulis Tuban terlihat pada motif dengan nama yang
religious seperti kijing miring.Dahulu batik tulis ini hanya digunakan untuk
upacara-upacara tradisional masyarakat Tuban seperti sedekah bumi, pernikahan,
pemakaman.
Pada perkembangan jaman, sekarang ini penggunaan batik tulis Tuban tidak
hanya untuk upacara-upacara adat, namun telah meluas pada penggunaannya seperti
; taplak meja, sarung bantal, dekorasi, hiasan dinding, model baju modist baik
untuk pria dan wanita.
Dari hal-hal tersebut diatas jelaslah bahwa batik tulis tradisional
Tuban yang memiliki ciri khas yang unik sangat perlu untuk dilestarikan
keberadaannya apalagi potensi pengembangannya sangat prospektif.
Batik Madura
misalnya, punya ciri khas tersendiri. Sebagai pulau penghasil
garam mempunyai ciri khas warna-warna yang cerah dan motif yang beragam
menunjukkan karakter masyarakat lokal. Warna batiknya adalah warna-warna
berani, mulai dari merah, hijau, kuning dan biru. Batik Madura menggunakan
pewarna alami sehingga warnanya cukup mencolok. Motif batik Madura berbeda
karena pengaruh dari daerah pinggiran, seperti gambar burung.
Batik Madura juga memiliki cerita masing-masing. Misal, batik tipe Tasik Malaya diadopsi dari cerita penantian seorang istri terhadap suaminya. Kemudian terdapat pula cerita tentang panji suci, nyiur melambai, tar poteh yang memiliki latar putih bermakna sebagai kesucian seorang wanita serta cah keneh yaitu perempuan cantik dari Cina.
Batik Madura juga memiliki cerita masing-masing. Misal, batik tipe Tasik Malaya diadopsi dari cerita penantian seorang istri terhadap suaminya. Kemudian terdapat pula cerita tentang panji suci, nyiur melambai, tar poteh yang memiliki latar putih bermakna sebagai kesucian seorang wanita serta cah keneh yaitu perempuan cantik dari Cina.
Kebanggaan menjadi Indonesia itu dapat diwujudkan antara lain melalui
kecintaan terhadap karya seni Indonesia berupa musik, kecintaan terhadap cita
rasa Indonesia dalam aneka hidangan Indonesia, dan juga kecintaan terhadap
batik sebagai corak khas busana nusantara yang dapat ditemui di banyak daerah
di Indonesia.
5. Batik Sumatra
0 komentar:
Posting Komentar