ABOUT ETIKA BISNIS (M1) !!!
A.
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno,
yaitu ethos yg berarti : kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara
berpikir.
*Menurut
Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah “ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral)”.
* Menurut
Drs. O.P. SIMORANGKIR "etika atau
etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang
baik".
*Menurut
Magnis Suseno, "Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.Yang
memberi kita norma tentang bagaimana kita harus hidup adalah moralitas".
contoh-contoh
etika dlm kehidupan sehari-hari,yaitu :
1.
Jujur tidak berbohong
2.
Bersikap Dewasa tidak
kekanak-kanakan
3.
Lapang dada dalam berkomunikasi
4.
Menggunakan panggilan / sebutan
orang yang baik
5.
Menggunakan pesan bahasa yang
efektif dan efisien
6.
Tidak mudah emosi / emosional
7.
Berinisiatif sebagai pembuka
dialog
8.
Berbahasa yang baik, ramah dan
sopan
9.
Menggunakan pakaian yang pantas
sesuai keadaan
10. Bertingkah
laku yang baik
B.
Unsur
Unsur Etika
Unsur-unsur pokok dalam Etika meliputi:
a. Kebebasan
Merupakan unsur penting dalam
norma moral. Kebebasan memberikan pilihan bagi
manusia untuk bersikap dan berperilaku. Hal ini sangat esensial
mengingat norma moral itu adalah yang otonom. Jadi selalu ada
pilihan(alternative) bagi manusia untuk bersikap dan
berperilaku berdasarkan nilai-nilai yang diyakininya. Adapun kebebasan manusia
itu dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
- Kebebasan sosiala dalah kebebasan yang diterima dari orang lain (sesama manusia), yang berarti bersifat heteronom.
- Kebebasan eksistensial adalah kemampuan manusia untuk menentukan sikap dan perilaku dirinya sendiri yang berarti bersifat otonom.
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kesediaan dasariah untuk
melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya. Kewajiban merupakan beban yang
harus dilaksanakan.Setiap bentuk tanggng jawab senantiasa menuntut
pertanggung jawaban apabila perbuatan itu sudah selesai
dilakukan.Pertanggung jawaban ini adalah suatu tindakan member penjelasan yang
dapat dibenarkan baik secara moral maupun secara hukum.Hal inilah yang disebut
dengan akuntabilitas. Pengertian beban disini tentu dalam arti luas, tidak
selalu berkonotasi tidak menyenangkan.Melainkan Pertimbangan moral, baru
akan mempunyai arti apabila manusia tersebut mampu dan mau bertanggung jawab
atas pilihan yang dibuatnya. Pertimbangan-pertimbangan moral hanya mungkin
ditujukan bagi orang yang dapat dan mau bertanggung jawab.
c. Hati Nurani
- Suara hati sering kali disebut dengan hati nurani. Kata synteresis lebih tepat diartikan sebagai hati nurani, yaitu pengetahuan intuitif tentang prinsip-prinsip moral.
- Menurut Aquinas, hati nurani berasal langsung dari Tuhan dan oleh karena itu tidak mungkin keliru. Apabila manusia menghadapi situasi konkret yang mengharuskannya memilih sikap-sikap moral tertentu, maka yang hadir pada saat itua dalah suara hati.Suara hati memang suara kejujuran, tetapi tidak identik dengan hakikat kebenaran itu sendiri. Artinya suara hari mungkin saja bias salah, tetapi kesalahan suara hati itu karena ketidaktahuan sipemilik suara hati itu, bukan karena ia sengaja berbuat salah.
Franz Magnis Suseni
menyebutkan tiga lembaga normative yang
mengajukan norma-norma (dalam arti yang lebih abstrak berupa nilai-nilai)
mereka kepada kita.Pertama, adalah masyarakat, termasuk pemerintah, guru, orang
tua, teman sebaya,dan pemuka agama. Lembaga normative tersebut baik secara
implicit maupun eksplisit,akan
menyatakan apa yang baik dan tidak baik menurut mereka.Kedua, adalah
ideology termasuk agama di dalamnya.
Kode etik profesi juga ada dalam kategori lembaga normative kedua ini.Ketiga,
adalah superego pribadi. Seperti perasaan malu pada diri seseorang apabila yang
bersangkutan melakukan suatu perilaku tidak terpuji.
C.
Pengertian
Etika Bisnis
Etika bisnis adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara
melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang masih berkaitan
dengan personal, perusahaan ataupun masyarakat. atau bisa juga diartikan
pengetahuan tentang tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis
yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal secara
ekonomi maupun sosial.
Dalam menerapkan etika dalam berbisnis kamu harus memperhatikan
norma dan moralitas yang berlaku di dalam masyarakat. Disamping itu etika
bisnis juga bisa diterapakan dan dimunculkan dalam perusahaan sendiri karena
memiliki keterkaitan dengan profesional bisnis. Perusahaan menyakini prinsip
bisnis yang baik adalah yang memperhatikan etika-etika yang berlaku antara
lain adalah:
1. Pengendalian diri.
2.
Pengembangan tanggung jawab
social (social responsibility).
3. Mempertahankan jati diri dan
tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
4.
Menciptakan persaingan yang sehat.
5. Menerapkan konsep “pembangunan
berkelanjutan”.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi).
7. Mampu menyatakan yang benar itu
benar.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya
antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah.
9. Konsekuen dan konsisten dengan
aturan main yang telah disepakati bersama.
10. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11. Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
1. Sistematik
Masalah-masalah
sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai
sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis
beroperasi.
2.
Korporasi
Permasalahan
korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam
perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang
moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan
individual sebagai keseluruhan.
3.
Individu
Permasalahan
individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu
tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas
keputusan, tindakan dan karakter individual.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah
cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat.Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara
adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan
individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari
ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi
dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu
yang tidak diatur oleh ketentuan hukum. Von der Embse dan R.A. Wagley dalam
artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan
dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap
tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak
seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap
orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati.
Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan
mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika
bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan
suatu landasan yang kokoh.
Contoh
kasus etika bisnis:
1. Sebuah perusahaan pengembang di
Lampung membuat kesepakatan dengan sebuah perusahaan perusahaan kontraktor
untuk membangun sebuah pabrik. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada pihak perusahaan
kontraktor tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor menyesuaikan
spesifikasi bangunan pabrik yang telah dijanjikan. Sehingga bangunan pabrik
tersebut tahan lama dan tidak mengalami kerusakan. Dalam kasus ini pihak
perusahaan kontraktor telah mematuhi prinsip kejujuran karena telah memenuhi
spesifikasi bangunan yang telah mereka musyawarahkan bersama pihak pengembang.
2. Sebuah Yayasan Maju Selalu
menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada tahun ajaran baru sekolah
mengenakan biaya sebesar Rp.500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan
sekolah ini diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar,sehingga setelah
diterima,mereka harus membayarnya. Kemudian pihak sekolah memberikan informasi
ini kepada wali murid bahwa pungutan tersebut digunakan untuk biaya pembuatan
seragam sekolah yang akan dipakai oleh semua murid pada setiap hari rabu-kamis.
Dalam kasus ini Yayasan dan sekolah dapat dikategorikan mengikuti transparasi.
3. Pada tahun 1990 an, kasus yang
masih mudah diingat yaitu Enron. Bahwa Enron adalah perusahaan yang sangat
bagus dan pada saat itu perusahaan dapat menikmati booming industri energi dan
saat itulah Enron sukses memasok enegrgi ke pangsa pasar yang bergitu besar dan
memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil menyinergikan
jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi informasi. Dan data yang ada
dari siklus bisnisnya, Enron memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan.
Seiring dengan booming indutri energi, akhirnya memosisikan dirinya sebagai
energy merchants dan bahkan Enron disebut sebagai ”spark spead” Cerita pada
awalnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan yang ada dipasar
dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya Enron meninggalkan prestasi dan
reputasinya baik tersebut, karena melakukan penipuan dan penyesatan.. Sebagai
perusahaan Amerika terbesar ke delapan, Enron kemudian kolaps pada tahun 2001.
D. Indikator Etika Bisnis
Dari berbagai pandangan
tentang etika bisnis, beberapa
indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah
melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah: Indikator ekonomi; indikator
peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum; indikator ajaran agama; indikator budaya dan indikator etik dari masing-masing
pelaku bisnis.
1. Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah
apabila perusahaan atau pebisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat
lain.
2. Indikator
etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku
bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya
apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
3. Indikator etika bisnis menurut hukum. Berdasarkan
indikator hokum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan
etika bisnis apabila
seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan telah mematuhi
segala norma hukum yang
berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
4. Indikator etika
berdasarkan ajaran agama. Pelaku
bisnis dianggap beretika bilamana dalam pelaksanaan
bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai- nilai ajaran agama yang dianutnya.
5. Indikator etika berdasarkan nilai budaya.
Setiap pelaku bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah
menyelenggarakan bisnisnya dengan
mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu perusahaan, daerah dan
suatu bangsa.
6. Indikator etika bisnis menurut masing-masing
individu adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak
mengorbankan integritas
pribadinya.
E.
Prinsip Etika Bisnis
Secara umum etika bisnis harus ditempuh oleh perusahaan agar
tercapai tujuan yang telah ditetapakan. Oleh karena itu etika bisnis memiliki
beberapa prinsip yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan
mencapai tujuan yang dimaksud. Adapun prinsip-prinsip etika dalam berbisnis
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Otonomi
Dalam
prinsip otonomi etika bisnis perusahaan bebas memiliki kewenangan sesuai dengan
bidang yang telah dikuasai Sesuai dengan visi dan misi perusahaan tersebut.
Contoh otonomi dalam etika bisnis perusahaan tidak bergantung dengan perusahaan
lain dalam mengambil keputusan bisnis. Perusahaan tersebut bebas mengambil
keputusan apapun yang sesuai dengan visi misinya.
Dalam
menjalankan prinsip otonomi ini 2 perusahaan atau lebih bisa berkomitmen dalam
menjalankan etika bisnis ini, namun masing-masing perusahaan dimungkinkan untuk
mengambil pendekatan yang berbeda-beda dalam menjalankanya. Sebab masing-masing
perusahaan memiliki kondisi karakter internal dan strategi yang berbeda dalam
mencapai tujuan serta visi misi dari perusahaan tersebut.
2. Prinsip
kejujuran
Prinsip
kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling dasar untuk mendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan bisa berhasil dan sukses
bila setiap individu yang terlibat dalam kegiatan bisnis menerapkan prinsip
kejujuran. Pada dasarnya prinsip kejujuran ini harus ditanamkan dalam setiap
kegiatan bisnis. Hal yang paling penting dalam menerapakan prinsip ini dalam
bisnis adalah dengan memulai menerapakan prinsip ini pada diri kamu dahulu.
Jika kamu sebagai pimpinan perusahaan mampu untuk menerapakan prinsip ini,
tentu akan menjadi contoh bagi semua karyawan yang bekerja di perusahaanmu.
3. Prinsip
keadilan
Dalam
menerapakan prinsip keadilan semua pihak yang terkait dalam bisnis harus
memberikan kontribusi baik itu secara langsung atau tidak langsung terhadap
keberhasilan bisnis. Oleh karena itu semua pihak harus memiliki akses yang
positif sesuai dengan kemampuan dan peran yang sudah diberikan kepada
masing-masing terhadap keberhasilan bisnis ini. Contoh prinsip keadilan dalam
etika bisnis seperti alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilikfaktor
ekonomi. Hal ini bisa dilkukan dengan membuat kesepakatan tentang harga
konsumen dan juga harga pemasok bahan baku serta alat-alat produksi.
4. Prinsip
hormat pada diri sendiri
Prinsip
ini akan memberikan dampak pada bisnis itu sendiri. Dalam menjalankan bisnis
masyarakat sebagai konsumen merupakan cerminan bagi bisnis kita. Bila bisnis
kita memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat tentu itu akan
berdampak positif dengan bisnis yang kita jalankan dan begitu juga sebaliknya.
Sebagai pengelola perusahaan sudah menjadi kewajiban untuk memberikan respek
kepada siapapun yang terlibat dalam aktivitas bisnis. Dengan demikian pasti
semua pihak akan memberikan respek yang sama terhadap perusahaan yang kita
kelola. Sebagai contoh prinsip menghormati diri sendiri dalam etika bisnis:
Manajemen perusahaan dengan team work-nya memiliki sistem kerja yang
berorientasi kepada pelanggan akan makin fanatik terhadap perusahaan. Demikian juga,
jika sistem manajemen berorientasi pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang
berprestasi karena sepadan dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan
akan makin loyal terhadap perusahaan.
Prinsip ini menuntut agar
semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut
persaingan bisnis haruslah bisa melahirkan suatu win-win situation.
6. Prinsip Integritas Moral
6. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menyarankan dalam
berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga nama baiknya dan nama baik perusahaan.
Dari keenam prinsip yang
tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah yang
merupakan prinsip yang paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua aturan
bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut
Adam Smith, dalam prinsip keadilan
khususnya keadilan komutatif berupa no harm, bahwa sampai tingkat
tertentu, prinsip ini telah mengandung semua prinsip
etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling menguntungkan
dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak
merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima dan masuk akal.
F. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian bahasan “Pengertian Etika Bisnis” dapat disimpulkan bahwa Dalam etika
bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para pelaku
bisnis. Prinsip dimaksud adalah : Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik
untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil. Prinsip
Kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran
karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran
dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam
hubungan kerja dan lain-lain). Prinsip Keadilan, bahwa tiap
orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya
masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya. Prinsip
Saling Mengutungkan, agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan,
demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif. Prinsip
Integritas Moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para
pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik
perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik. Pada
Dasarnya Hukum Diciptakan melalui Kekuasaan, Tetapi muatan Hukum harus mengatur
keseimbangan antara kepentingan Kekuasaan dengan kepentingan Masyarakat
(rakyat) yang memiliki kedaulatan. Oleh
Karenanya Hukum diciptakan bukan untuk Kekuasaan (Thomas Hobbes) melainkan untuk
kepentingan perkembangan masyarakat (Von Savigni). Sifat dan
Fungsi Hukum dalam suatu Proses Harus Realitas, Responsif/Antisipatif dan
Demokratis.Dalam Realitas sosial, hukum sering kali tertinggal dengan
perkembangan masyarakat namun bukan berarti Penegakan Hukum terhenti, Karena
HukumTetap Harus Tegak meskipun senadainya langit Akan Runtuh. Pengakan
Hukum Harus dilakukan dengan memperhatikan Hal:
·
Didasarkan pada Hukum Positif
·
Mengedepankan rasa keadilan
masyarakat
·
Dilaksanakan secara Proporsional
dan Profesional
DAFTAR PUSTAKA
Baron, (2003, 34) Etika Bisnis.
Balai pustaka Jakarta.
Kuncoro (2006) Keunggulan
kompetitif. Balai Pustaka Jakarta.
Nogareda & Ziegler, (2006).
Green Management. Balai pustaka Jakarta.
N.Nuryesrnan M, Moral dan Etika
Dalam Dunia Bisnis, Bank dan Manajemen, Mei/Juni 1996.
Munir Fuady
,(2005). Pengantar Bisnis Hukum (Menata Bisnis Modern di Era Global)
Purba Victor, Hukum Bisnis Dalam
Kegiatan Bisnis Para Manajer, Manajemen, 1993. Dunia Bisnis, Warta Ekonomi, No.
29, Desember 1994.
Watu Yohanes Vianey. (2010).
Etika Bisnis.Program Magister Manajemen UNIKA Kupang.
0 komentar:
Posting Komentar