PENDAHULUAN
Evaluasi Alternatif
dapat didefinisikan proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi
dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Walaupun kami telah menyajikan
pencarian dan evaluasi alternatif sebagai tahap-tahap "terpisah"
untuk alasan pedagogis, pembaca harus menyadari bahwa kedua tahap tersebut
saling saling terjalin dengan rumit selama pengambilan keputusan. Pemerolehan
informasi dari produk lingkungan, misalnya, biasanya akan menghasilkan
informasi yang kemudian mungkin menuntut pencarian sesudahnya.
Evaluasi alternatif merupakan suatu proses dimana suatu
alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih oleh konsumen. Pada tahap evaluasi
konsumen baru :
1.) Menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai
alternatif,
2.) Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan,
3.) Menilai kinerja dan alternatif yang dipertimbangkan dan,
4.) Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat
pilihan akhir.
Menurut Sutisna, "Setidak-tidaknya ada dua kriteria
evaluasi alternatif.Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan membeli
produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan"(2001:22).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, ketika berbagai
alternatif telah diperoleh, konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi
alternatif tersebut, dalam keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan konsumen
dengan produk yang akan dibelinya.
Alternatif membeli atau tidak membeli produk (merk)
tertentu, dipengaruhi oleh pertimbangan atribut produk. Yaitu meliputi :
manfaat, kepentingan, image, dan fungsi yang diharapkan. Pertimbangan tersebut
seringkali di bandingkan antara manfaat yang akan diperoleh dengan biaya yang
akan dikeluarkan untuk memperoleh atau setelah membeli barang tersebut.
Mempertimbangkan untuk membeli mobil kedua adalah pilihan antara keleluasaan
pemakaian dan tambahan investasi maupun biaya perawatan.
Kriteria yang digunakan konsumen selama pengambilan
keputusan akan tergantung pada beberapa faktor, diantaranya :
1.) Pengaruh situasi,
2.) Kesamaan alternatif-alternatif pilihan
3.) Motivasi,
4.) Keterlibatan
5.) Penegetahuan
PEMBAHASAN
A. KRITERIA ALTERNATIF
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang
digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif
dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang
konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga,
merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi,
kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa criteria eveluasi yang umum
adalah:
1. Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung
akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya.
Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga
merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya
disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian
obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk.
Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek
lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam
pembelian.
3. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan
penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk.
Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari
Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak
produk yang handal tak teragukan.
4. Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi
kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang
berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa
harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut
yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut
sebagai atribut determinan.
Menaksir Alternatif Pilihan
Kriteria yang telah di tentukan seperti diatas kemudian akan
memunculkan beberapa alternatif produk,
alternatif ini lah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif
pilihan. Dalam menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen
harus memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif
tersebut, dan meninggalkan alternatif
lain yang ada.
Ada tiga sudut pandang dalam menganalisis/menaksir
alternatif pilihan keputusan konsumen :
1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara
rasional, yang mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu
membuat peringkat dari setiap alternatif yang ditentukan dipertimbangkan dari
kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif
yang terbaik, disebut economic man.
2. Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai kognitif man atau sebagai problem solver.
Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi
informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada
pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk.
Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali
cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan
seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada
keputusan yang memuaskan.
3. Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen
membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan
produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan
juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah
tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan
keputusan yang rasional.
MENYELEKSI ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses pengambilan keputusan yang terdiri dari 5 tahap yaitu
:
1. Menganalisis
keinginan dan kebutuhan
2. Pencarian
informasi
3. Penilaian dan
pemilihan alternative
4. Keputusan
untuk membeli
5. Perilaku
sesudah pembelian
Situasi pembelian berkaitan dengan:
· Pertama :
Lingkungan di dalam toko seperti ketersediaan produk, perubahan harga, dan
kemudahan belanja dengan pilihan berbelanja.
· Kedua :
Situasi berkaitan dengan apakah produk yang di beli untuk hadiah atau untuk
diri nya sendiri. Konsumen biasanya menggunakan criteria yang berbeda dan
mungkin memilih merk yang berbeda dan mungkin memilih merk berbeda jika ia
membeli untuk dirinya sendiri.
· Ketiga :
Situasi pembelian berkaitan dengan keadaan mood konsumen ketika berbelanja. Keadaan
senang atau keadaan susah mempengaruhi pemrosesan dan pencarian informasi
tentang produk.
Menurut Howard dan Sheth ada 3 model dalam pengambilan
keputusan :
· Pemecahan
masalah yang luas yaitu pengambilan keputusan dimana pembeli belum mengembangkan
criteria pemilihan.
· Pemecahan
masalah terbatas yaitu situasi yang menunjukan bahwa pembeli telah memakai
criteria pemilihan, tapi ia belum memutuskan merk apa yang terbaik.
· Pemecahan
masalah berulang kali yaitu pemilih telah menggunakan criteria pemilhan dan
telah pula menetap kan produknya.
Variabel Stimulus
Variable stimulus merupakan variabel yang berada di luar
diri individu (faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses
pembelian. Contohnya: Merek dan jenis barang, iklan,pramuniaga,penataan barang,
dan ruangan toko.
Variabel Respons
Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu
sebagaireaksi dari variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada
faktor individu dan kekuatan stimulus.Contohnya: keputusan membeli barang,
pemberi penilaianterhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk.
Sumber :
-
http://rivaldiligia.wordpress.com/2011/12/14/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian/
-
http://dyahekawulandari.blogspot.sg/2013/11/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html
-
http://windytriana.wordpress.com/2013/11/18/bab-4-evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian
0 komentar:
Posting Komentar